Tata Surya
Bumi dan Bulan adalah bagian dari sistem besar tata surya. Tata surya terdiri dari bintang bernama Matahari, 8 planet, planet katai, asteroid, komet. Secara kronologis, anggota tata surya berasal dari awan antar bintang yang terlibat dalam pembentukan Matahari.
Sebelum terbentuk, tata surya hanyalah
awan antar bintang. Akibat ledakan dari bintang tetangga, awan antar
bintang ini menjadi tidak stabil lalu mengerut.
Rotasi membuat awan antar bintang yang semula mengerut secara secara
seragam ke pusat massa memipih. Awan yang semual berbentuk bola berubah
bentuk menyerupai cakram. Pusat cakram dengan cepat memanas dan menjadi
protobintang. Sementara di bagian lain cakram, material mengalami
penggumpalan.
Angin dari protobintang membuat material ringan terhembus ke daerah
luar sementara material yang menggumpal cenderung mempertahankan
posisinya. Gumpalan ini kemudian teraggregasi membentuk protoplanet
dengan lintasan tertentu.
Protobintang kemudian menjadi Matahari dan protoplanet berubah menjadi
planet. Sementara bagian terluar dari awan antar bintang menjadi Awan
Oort yang hingga sekarang dijadikan batas terluar tata surya.
Asal Usul Tata Surya
Banyak hipotesis tentang asal usul tata surya telah dikemukakan para ahli, diantaranya :
1. Hipotesis Nebula
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant(1724-1804)
pada tahun 1775. Kemudian hipotesis ini disempurnakan oleh Pierre
Marquis de Laplace pada tahun 1796. Oleh karena itu, hipotesis ini
lebih dikenal dengan Hipotesis nebula Kant-Laplace. Pada tahap awal
tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu,
es, dan gas yang disebut nebula. Unsur gas sebagian besar berupa
hidrogen. Karena gaya gravitasi yang dimilikinya, kabut itu menyusut
dan berputar dengan arah tertentu. Akibatnya, suhu kabut memanas dan
akhirnya menjadi bintang raksasa yang disebut matahari. Matahari
raksasa terus menyusut dan perputarannya semakin cepat. Selanjutnya
cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya
gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya
dan membentuk planet dalam. Dengan cara yang sama, planet luar juga
terbentuk.
2. Hipotesis Planetisimal
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C.
Chamberlain dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis
planetisimal mengatakan bahwa tata surya kita terbentuk akibat adanya
bintang lain yang hampir menabrak matahari.
3. Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jean
dan Herold Jaffries pada tahun 1917. Hipotesis pasang surut bintang
sangat mirip dengan hipotesis planetisimal. Namun perbedaannya terletak
pada jumlah awalnya matahari.
4. Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang
bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi
menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang
berputar membentuk cakram raksasa.
5. Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle
(1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya
tata surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan
berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan
kecil.
6. Teori Big Bang
Tetapi diantara semua itu, yang paling terkenal adalah Teori Big Bang.
Berdasarkan Teori Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari
puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut
raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut
memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan
bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat,
gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang
kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih
kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk
suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian
membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang
terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk
gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian,
gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya
diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan
tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke
permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.
Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:
1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.
2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Al Qur'an telah menyinggung permulaan alam semesta dan
mendeskripsikannya dengan ilustrasi yang membuat orang yang tidak
beriman akan tercengang seakan tak percaya.
Allah SWT berfirman,
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ
Artinya:
"Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?"
(QS. Al-Anbiyaa: 30).
Ayat di atas menyatakan bahwa langit dan bumi dahulunya adalah satu atau menyatu, kemudian terpisah seperti sekarang ini. Fakta ini juga diisyaratkan oelh para ulama.
Misalnya saja Ibnu Abbas mengatakan,
"Pada mulanya langit dan bumi lengket satu sama lain, kemudian Allah SWT mengangkat langit dan meletakkan bumi."
Dalam dunia sains odern, topik ini tengah menjadi perbincangan yang hebat. Banyak dari ayat Al Qur'an di atas menjadi munculnya fakta-fakta ilmiah.
Salah satu penggagas teori ilmiah ini adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Jerman bernama IMMANUEL pada tahun 1755 M.
TEORI ILMIAH IMMANUEL tentang Kemunculan Alam Semesta.
1. Mula-mula muncul gumpalan awan sangat tebal dan dingin, terdiri dari gas dan debu yang [ertikel-partikelnya bergerak acak.
2. Akibat perbedaan tekanan di sekitar awan.
Partikel-partikel debu pun bergerak pelan di dalam awan dan mulai berputar ke satu arah mengelilingi dirinya.
3. Akibat perbedaan kecepatan partikel.
Terbentuklah pusaran-pusaran kecil yang saling menekan kemudian setiap pusaran beretraksi membentuk inti planet yang selanjutnya akan berdiri sendiri sebagai planet.
4. Bagian terbesar gumpalan awan akan tertarik ke arah pusatnya dan membentuk embrio pertama matahari.
5. Seiring berjalannya waktu.
Inti-inti planet bergerak rutin pada garis internalnya sehingga menyebabkan penebalan sebagian partikel ke pusat-pusat planet, disertai dengan tekanan yang besar.
6. Akibat Tekanan yang Besar.
Suhu panas inti matahari pun melonjak hingga 1 juta derajat celcius lebih.
Karena disebabkan di sana terjadi reaksi-reaksi nuklir yang menambah energi panas, sehingga membuat warna permukaan matahari menjadi kuning menyala dan radiasi matahari pun mulai membersihkan udara yang ada di sekitar panet-planet.
Tata Surya pun mulai stabil sebagaimana bentuknya sekarang ini.
Maha Suci Allah SWT dengan segala Firman-Nya.
Allah SWT berfirman,
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلأرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
Artinya:
"Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
(QS. Fushshilat: 11).
Sumber : Reeza Renaldi
2 comments:
Makasih gan good job :)
bermanfaat bangettttttttt cetar membahana
Post a Comment