Begal Dibakar Sempat Diinterogasi Warga, Inilah Pengakuannya - Cyber-SvD

Breaking

Feb 26, 2015

Begal Dibakar Sempat Diinterogasi Warga, Inilah Pengakuannya


TANGERANG - Begal yang dibakar warga di Pondok Aren, Tangerang Selatan ternyata sempat diinterogasi warga. Setelah itu, warga yang marah langsung melakukan tindakan anarkis dengan membakarnya hidup-hidup.

Warga RT 03/03, Gang Bambu, Dila (51) mengatakan, begal yang di bakar massa di Jalan Masjid Baiturahman sempat diinterogasi warga. Saat itu, pelaku tertangkap setelah sempat bersembunyi di dalam warung makan.

"Waktu kejadian, saya langsung keluar rumah karena dengar suara ribut-ribut. Tau-tau ada begal ketangkep warga," ujarnya saat berbincang dengan Sindonews di depan Bamboo Residance, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Rabu (25/2/2015).

Begitu didekati, pelaku yang sudah tak berdaya ternyata sedang diinterogasi oleh orang banyak. Warga juga menyinggung soal broadcast blackberry messenger mengenai adanya komplotan pencuri asal Lampung yang disebar di Jabodetabek.

"Nah, begal itu bilang kalau dia dari Lampung dan sengaja di kirim ke Tangerang untuk melakukan pencurian. Katanya selain dia ada 260 orang lagi," ujar Dila.

Dia menambahkan, sejatinya, warga sendiri memang sudah mengetahui broadcast tentang adanya penyebaran begal yang disebarkan melalui blackberry messenger. Hanya saja, yang menjadi pemicu warga melakukan anarkis itu bukanlah dari broadcast tersebut.

"Kalau broadcast itu warga sudah pada tahu. Tapi bukan itu penyebab warga berbuat anarkis. Warga memang kesal dengan segala tindak kejahatan," terangnya.

Bahkan sekitar tahun lalu, ada pencuri di Gang Bonjol, samping Gang Bambu yang meninggal juga dihakimi warga. Lalu di tahun 2005, pencuri motor di sini juga meninggal dihakimi warga.

"Mau maling, mau begal pokoknya hati-hati saja kalau beraksi di sini. Dia bisa habis di hajar massa," tutupnya.

(ysw)
-
sumber: http://metro.sindonews.com/read/9689...nya-1424858138

Begini Kisah 'Kampung Begal' di Bandar Lampung



Polisi tunjukkan benang yang melintang sebatas leher di jalan Juanda, saat razia begal beberapa waktu lalu, di Mapolresta Depok, 12 Februari 2015. Pelaku begal gunakan modus baru dengan benang pancing untuk membegal atau menjerat korban selain dengan menganiaya dan merampas motor korban secara langsung. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Dua desa itu bernama Tebing dan Negara Bathin. Desa Tebing berada di Kecamatan Mlinting dan Negara Bathin di Kecamatan Jabung. Tak ada akses roda empat atau angkutan umum menuju dua desa tersebut. Yang ada hanyalah ojek sepeda motor.

Dari Bandar Lampung, dua desa itu bisa dijangkau dengan waktu tempuh sekitar empat jam perjalanan sepeda motor. Desa Tebing berpenduduk tak kurang dari 5.000 jiwa. Sedangkan Negara Bathin mendekati 10 ribu orang.

Sebagian penduduknya bekerja di ladang. “Warga kami kebanyakan sebagai petani,” kata Bukhori, Kepala Desa Tebing, suatu ketika kepada Tempo.

Kepolisian setempat kerap menyebut Kecamatan Mlinting dan Jabung lokasi aman bagi penjahat, termasuk begal sepeda motor, yang akhir-akhir ini merajalela di Jakarta dan sekitarnya.

Pamor Desa Tebing dan Negara Bathin menjadi suram karena aparat kepolisian sering datang ke tempat ini untuk mencari komplotan begal. Misalnya, dalam kasus tewasnya satpam di Bogor bernama Suhardi pada 2012, yang ditembak begal. Kepolisian Resor Bogor kemudian mencari pelaku begal jaringan Sandi alias Unyil ke dua desa tadi. Berkali-kali pula Unit Kejahatan dan Kekerasan Kepolisian Daerah Lampung menangkap pembegal di sana. Petugas menyita amunisi dan senjata api dari warga desa ini.

Cap "Kampung Begal" sepertinya sudah begitu melekat pada dua desa ini. Maraknya aksi begal sepeda motor dalam sebulan terakhir di Jakarta dan sekitarnya membuat nama jaringan Lampung kembali muncul. Kelompok ini mencuri sepeda motor di berbagai rumah kos. Menurut catatan Polda Metro Jaya, mereka 8 kali beraksi di Jakarta Utara, 7 kali di Jakarta Timur, dan 5 kali di Bekasi.

Kepala Desa Tebing, Bukhori, menolak jika dikatakan desanya dicap sebagai kampung bramacorah. Walaupun, ia mengakui, sebagian kecil warganya memang pernah terlibat dalam tindak kejahatan. “Ada yang menjadi begal, tapi itu hanya 10 persen,” katanya.
-
sumber: http://www.tempo.co/read/news/2015/0...Bandar-Lampung

Jadi gimana pendapat teman sekalian ?
Menurut saya, enak bener tuh "hanya 10 persen".
10 persen dari 5 ribu jiwa itu 500 orang, pilat !
ini memang harus pake cara yg terpadu mulai dari hulunya.
Ya, Cukup sekian dan terimakasih.

No comments: